[ Review ] Aladdin (2019)
Review Film
Aladdin (2019) : Kisah Anak Jalanan, Jin, Lampu Ajaib, dan Putri Sultan
Official Poster Aladdin |
Sinopsis : Aladdin--seorang anak jalanan yang jatuh cinta pada seorang putri sultan. Dengan perbedaan kasta dan harta, Aladdin pun berusaha mencari jalan untuk menjadi seorang pangeran. Tidak disangka, ia menemukan sebuah lampu ajaib dengan jin di dalamnya. Aladdin pun menggunakan lampu ajaib tersebut untuk merebut hati Putri Jasmine, tetapi di saat yang bersamaan terhalangi oleh seorang penyihir jahat yang juga mengejar lampu tersebut untuk menguasai kerajaan.
(Sumber : Wikipedia)
Trailer :
(Sumber : Wikipedia)
Trailer :
| Country : US| Released : 2019| Duration : 128 minutes| Genre : Musical, Fantasy| Directed by : Guy Ritchie|
Review :
Gaya Guy Ritchie dalam menampilkan cerita Aladdin ini sangat khas mengingat film yang pernah ia direct sebelumnya--seperti Sherlock Holmes-nya RDJ + Jude Law dan King Arthur (2017). Saya pribadi suka sama tambahan cerita yang bikin adaptasi Aladdin ini tidak sama persis layaknya versi animasi. Komedi segarnya pun juga lumayan menghibur. Hal ini menjadi nilai tambah buat film ini daripada film-film adaptasi Disney Princess sebelum-sebelumnya--yang memang sengaja dibuat sama persis sehingga sedikit membosankan. Sebelumnya saya pun tak berharap banyak dengan film ini karena menduga bakal jatuh sama layaknya adaptasi animasi disney sebelum-sebelumnya. Namun sejauh ini, Aladdin menjadi live action dari animasi disney terbaik menurut saya pribadi.
Diawali dengan aransemen "Arabian Night" yang menggelegar, adaptasi Aladdin ini dijamin berhasil membawa Anda kembali melayang ke sebuah dunia baru tentang kisah fenomenal seorang anak jalanan, jin, lampu ajaib, dan putri sultan. Meski sebagian besar isi kisahnya sama seperti versi kartunnya, tambahan dan modifikasi cerita pada live action ini perlu diapresiasi.
Naomi Scott (Kiri) dan Mena Massoud (Kanan) |
Gaya Guy Ritchie dalam menampilkan cerita Aladdin ini sangat khas mengingat film yang pernah ia direct sebelumnya--seperti Sherlock Holmes-nya RDJ + Jude Law dan King Arthur (2017). Saya pribadi suka sama tambahan cerita yang bikin adaptasi Aladdin ini tidak sama persis layaknya versi animasi. Komedi segarnya pun juga lumayan menghibur. Hal ini menjadi nilai tambah buat film ini daripada film-film adaptasi Disney Princess sebelum-sebelumnya--yang memang sengaja dibuat sama persis sehingga sedikit membosankan. Sebelumnya saya pun tak berharap banyak dengan film ini karena menduga bakal jatuh sama layaknya adaptasi animasi disney sebelum-sebelumnya. Namun sejauh ini, Aladdin menjadi live action dari animasi disney terbaik menurut saya pribadi.
Selama menonton film ini kalian juga akan dimanjakan dengan visual keindahan dan warna-warni Agrabah. Selain itu, musikalisasi, tarian, dan lagu-lagu yang enak didengar menemani Anda sepanjang film ini diputar. Mengangkat cerita princess dari animasi ke layar lebar memang identik dengan membuat film musikal, layaknya adaptasi dari film-film disney princess sebelumnya.
Bagusnya lagi, Putri Jasmine mendapatkan peran lebih daripada di animasinya sehingga momen girl power-nya terasa keren. Ditambah lagi, ia mendapat lagu solo-nya sendiri di film ini. Lagu berjudul "Speechless" yang dibawakan Naomi Scott benar-benar nyantol di hati dan bakal bikin terngiang-ngiang di pikiran.
Scene penyambutan Prince Ali yang meriah |
Bagusnya lagi, Putri Jasmine mendapatkan peran lebih daripada di animasinya sehingga momen girl power-nya terasa keren. Ditambah lagi, ia mendapat lagu solo-nya sendiri di film ini. Lagu berjudul "Speechless" yang dibawakan Naomi Scott benar-benar nyantol di hati dan bakal bikin terngiang-ngiang di pikiran.
Naomi Scott mantan aktris Ranger Pink sebagai Putri Jasmine |
Performa para casting pun tak kalah keren. Banyak orang yang bersifat merendahkan dan sedikit skeptical ketika Will Smith dipilih memerankan sosok Genie sebelumnya. Tetapi setelah melihat film ini, Will Smith ternyata dapat menampilkan sosok jin yang sedikit modern dan kocak layaknya karakter jin itu sendiri. Mungkin sedikit berbeda dari karakter Genie-nya Robin Williams. Lagu "Friend Like Me" nya Genie disini pun dimodifikasi dengan gaya rap modern yang asik. Waktu adegan "Prince Ali" nya juga ramai dan meriah! Kudos buat performanya mereka semua.
Tidak salah juga bagi pihak Disney memilih Naomi Scott yang cantik dan berkharisma sebagai Putri Jasmine. Untuk Mena Massoud sebagai Aladdin, menurut saya dia dapat tampangnya Aladdin sebagai anak jalanan yang keren. Penampilan dan suara Mena dalam menyanyikan "One Jump Ahead" sangat menarik di film. Walaupun saya pribadi tidak begitu suka sama aktornya, Mena--karena sempat membaca postingan di twitter tentang dia yang tidak begitu mengenakkan. Saya masih berpikir kenapa tidak Zayn saja yang jadi Aladdin, udah ganteng, dapat vibe-nya Aladdin, suara bagus, dan cover-an A Whole New World nya yang keren. Tapi Zayn sendiri berada di level berbeda dan dia lebih layaknya sultan di dunia nyata hahaha.
Penampilan karakter Jafar menurut saya tidak begitu pas disini. Tampang sang penyihir jahat tersebut kurang licik dan bengis layaknya di versi animasi. Fyi, Patrick Stewart pernah ditawari peran Jafar, tetapi ia menolaknya karena jadwal syuting yang bentrok dengan Star Trek. Sir Patrick mengaku kecewa pernah menolak tawaran tersebut. Dipikir-pikir lagi, Sir Patrick ini juga tidak begitu pas meranin Jafar--dia mah cocoknya jadi sosok tua yang bijaksana haha. Menurut saya, Ben Kingsley lebih cocok dapat peran Jafar ini. Selain itu, karakter Sultan nampak terlalu serius--tidak jenaka seperti di animasi.
Sultan (Navid Negahban) dan Jafar (Marwan Kenzari) |
Sayangnya, ada sedikit hal yang mengganjal di benak saya. Ada beberapa scene dan efek CGI yang kurang pas. Anti-klimaks dari film ini berjalan terlalu cepat dan dipaksakan untuk segera berlalu sehingga feeling-nya tidak begitu dapat. Selain itu, adegan Aladdin dan Putri Jasmine naik karpet ajaib dan menyanyikan lagu "A Whole New World" tampak sangat gelap dan efek yang agak maksa.
Scene A Whole New World |
Ditambah lagi, pencampuran budaya timur tengah dalam film ini membuat saya sedikit bingung. Aladdin ini sebenarnya berasal dari Kisah 1001 Malam Arab, tetapi entah kenapa orang-orang di film ini lebih mirip di India. Bisa dilihat waktu beberapa scene menari, perempuan-perempuanya lebih mirip seperti pada scene tarian Bollywood.
Selepas dari semua kekurangannya, Aladdin ini patut menjadi tontonan menghibur yang cocok untuk bernostalgia akan masa kanak-kanak. Oh ya, perlu digarisbawahi bahwa nilai moral film ini bukan jin dapat menyelesaikan semua masalah Anda, tetapi jadilah dirimu sendiri!
- - -
In conclusion, i would give 3.8/5 for this adaptation
- - -
Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia ^^
ReplyDeleteSistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat :)
Memiliki 8 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
- Adu Q
- Bandar Q
- Bandar Sakong
- Bandar Poker
- Poker
- Domino 99
- Capsa Susun
- BANDAR66 / ADU BALAK ( GAME TERBARU )
Contact Us
Website arena-domio.net
WA : +855964967353
Kami Siap Melayani anda 24 jam Nonstop