[Review Artikel Universitas Sebelas Maret]

REVIEW ARTIKEL
PENINGKATAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN 
MELALUI PENERAPAN MODEL PROJECT BASED 
LEARNING (PJBL) DALAM PEMBELAJARAN IPA 
SEKOLAH DASAR

M0819039 Helena Joan Noven Program Studi S1 Ilmu Lingkungan (https://il.mipa.uns.ac.id/) Fakultas Matematika dan Ilmu Pebgetahuan (https://mipa.uns.ac.id/)
Universitas Sebelas Maret (https://uns.ac.id/)


A. Latar Belakang
     Pelajaran sains atau ilmu pengetahuan alam (IPA) menjadi salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan dalam lingkup sekolah dasar (SD). Dalam pembelajarannya, mata pelajaran IPA memerlukan keterampilan praktik dalam bereksperimen. Keterampilan praktik bereksperimen tersebut biasa disebut Keterampilan Proses Sains (KPS). Oleh sebab itu, berbagai cara pun dilakukan oleh para pengajar untuk mendorong keterampilan proses sains ini. Namun sampai saat ini, belum juga ditemukan cara yang efektif untuk menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan tersebut seluruhnya secara optimal bagi para siswa di Indonesia.
     Sebuah jurnal (https://jurnal.uns.ac.id/jpi/article/view/30164v) dalam situs Universitas Sebelas Maret pun mengangkat tema tersebut untuk diteliti. Penelitian (https://jurnal.uns.ac.id/jpi/article/view/30164v) dilakukan oleh Hadiyah Yulianti, seorang mahasiswi dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) (http://pgsd.fkip.uns.ac.id/) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (FKIP)  (https://fkip.uns.ac.id/) Universitas Sebelas Maret Surakarta. Hadiyah Yulianti mengunggah artikel dalam situs jurnal (https://jurnal.uns.ac.id/) milik Universitas Sebelas Maret dengan judul "Peningkatan Keterampilan Bereksperimen Melalui Model Project Based Learning (PJBL) dalam Pembelajaran IPA Sekolah Dasar." Mahasiswi UNS tersebut mencari metode yang cocok untuk meningkatkan keterampilan bereksperimen siswa, yaitu dengan model Project Based Learning (PjBL) dalam penelitiannya. Model PjBL (https://jurnal.uns.ac.id/jpi/article/view/30164v) merupakan pembelajaran dengan menggunakan proyek sebagai metode pembelajaran yang sistematis, melibatkan siswa dalam pembelajaran pengetahuan dan keterampilan melaui tugas penelitian, pertanyaan otentik, dan tugas produk yang baik. Akan tetapi, pada kenyataannya model pembelajaran ini belum dapat digunakan secara maksmimal dalam meningkatkan Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa di sekolah. Minat siswa sekolah dasar di wilayah Indonesia dalam mempelajari KPS ini termasuk masih rendah. Masih banyak pula ditemukan para siswa yang malas dalam kegiatan bereskprimen dan kurang mendukung adanya model pembelajaran yang baru.  Berbagai fasilitas di berbagai sekolah juga belum mencukupi untuk menjalankan metode ini dengan lancar dan baik. Selain itu, banyak subjek pendidikan termasuk guru, siswa, maupun kepala sekolah yang belum mengetahui tentang model proyek ini. Berdasarkan perihal tersebut, saya mencoba untuk membuat ulasan dari artikel ilmiah (https://jurnal.uns.ac.id/jpi/article/view/30164v) ini.

B. Tujuan Artikel Ilmiah
    Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan model Project Based Learning (PjBL) pada siswa kelas IV SDN Purwotomo No 97 Tahun Ajaran 2018/2019. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam tiga siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi (https://jurnal.uns.ac.id/jpi/article/view/30164v)

C. Pembahasan
     Penelitian (https://jurnal.uns.ac.id/jpi/article/view/30164v) yang dilakukan oleh mahasiswi Universitas Sebelas Maret ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Gumpang 03 Kartasura pada semester II Tahun Ajaran 2018/2019 dengan melibatkan  guru dan siswa berjumlah 32 orang. Sebelum penelitian, telah dilakukan pratindakan terlebih dahulu yang menunjukkan data bahwa keterampilan sains siswa masih sangat rendah yaitu dengan rata-rata 23.3% dari 32 siswa di setiap bidang keterampilannya. Setelah melakukan empat urutan metode penelitian dan sejumlah siklus, didapatkan hasil bahwa keterampilan proses sains ke-32 siswa dapat meningkat dengan rata-rata 67% di setiap bidang keterampilan. Hal ini menunjukkan bahwa metode Project Based Learning (PjBL) pada jurnal (https://jurnal.uns.ac.id/jpi/article/view/30164v) dapat meningkatkan keterampilan proses sains di-ketiga siklusnya.
     Namun faktanya dalam proses pelaksanaan pendidikan di Indonesia, masih banyak hambatan dan gangguan untuk bisa menerapkan metode penelitian ini (https://jurnal.uns.ac.id/jpi/article/view/30164v) di dalam kelas. Diantaranya adalah kurangnya fasilitas yang mendukung keterampilan praktik pembelajaran IPA seperti alat peraga, alat praktikum, maupun adanya laboratorium IPA di sekolah. Sering ditemukan sekolah dasar yang tidak memiliki sarana praktikum memadai, bahkan tidak sedikit pula yang alat-alat peraga serta praktikumnya telah lama rusak, tidak diganti atau mendapatkan perawatan lebih lanjut. Bahkan pada kenyataannya, sekolah dasar di pedesaan atau daerah pelosok sama sekali tak memiliki sarana praktikum sehingga keterampilan proses sains siswa di daerah itu tergolong sangat rendah.
     Selain dari segi fasilitas, metode Project Based Learning (PjBL) dalam (https://jurnal.uns.ac.id/jpi/article/view/30164v) dinilai kurang maksimal untuk diterapkan karena kurangnya minat dan pengetahuan subjek pendidikan termasuk para siswa dan guru. Tidak banyak yang mengetahui tentang metode proyek ini karena kurangnya sosialisasi dan publikasi ke khalayak umum. Guru di sekolah dasar pun kurang begitu memperhatikan pentingnya keterampilan bereksperimen para siswa sehingga jarang melakukan kegiatan eksperimen dalam pembelajaran bersama para siswa. Hal itu disebabkan karena mayoritas para guru beranggapan bahwa jenjang sekolah dasar termasuk terlalu dini dalam kegiatan eksperimen IPA. Ada pula  yang beranggapan bahwa kegiatan eksperimen ilmu alam tidak begitu penting untuk diberikan kepada para siswa di sekolah dasar. Minat dan daya tarik para siswa dalam mempelajari keterampilan eksperimen pun tidak muncul karena mereka belum begitu mengenal tentang pelajaran IPA yang sebenarnya tidak selalu harus belajar di depan buku. Bisa saja mereka tidak minat untuk mengenal IPA karena menganggap pelajarannya sulit atau membosankan. Padahal jika kegiatan pembelajaran di sekolah didukung dengan berbagai kegiatan observasi dan praktik, keterampilan proses sains para siswa dapat berkembang sejak dini.

D. Kesimpulan
     Dapat disimpulkan bahwa kesimpulan dari review artikel ilmiah (https://jurnal.uns.ac.id/jpi/article/view/30164v) ini adalah walaupun metode Project Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa sekolah dasar, metode ini masih belum dapat diterapkan secara optimal karena kurangnya fasilitas, minat, dan pengetahuan guru dan para siswa di Indonesia.


Comments

Most viewed

[ Teks Eksposisi Basa Jawa ] REOG

[ Teks Eksposisi Basa Jawa ] Midodareni

[ Folklor Jawa ] Asal-Usule Aja Adus Wengi-Wengi

[ Script Folktale ] "The Origins of Javanese Aksara"

[ Review ] Aladdin (2019)