[ Review ] X-Men : Dark Phoenix (2019)

Review Film

Dark Phoenix (2019) : Kisah Akhir dari Saga Para Mutan

Official Poster Dark Phoenix


Sinopsis. Jean Grey--salah seorang mutan asuhan Profesor X, hampir terbunuh karena kekuatan kosmik misterius saat misi penyelamatan di luar angkasa. Kekuatan misterius itu tak hanya membuatnya semakin kuat, melainkan juga menjadikannya tidak stabil. Jean sering lepas kendali dan mulai merusak dalam mode Dark Phoenix-nya. X-Men pun datang untuk membantu Di lain sisi, tiba alien yang ingin menggunakan kekuatan super Jean.

Trailer :

Country : US| Released : 2019| Duration : 114 minutes| Genre : Superhero, Action, Sci-fi| Directed by : Simon Kinberg|

(This post may contains spoiler because i'll talk and rant about the whole movie. If you haven't seen the movie yet, kindly leave the page. But if you don't mind about that matter, go ahead and enjoy yourself here~)


Sekadar informasi kalau kalian masih bingung sama time-line X-Men, kalian bisa liat picture di bawah ini. Jadi, disarankan untuk nonton Dark Phoenix setelah Apocalypse. Kalaupun kalian nggak ngikutin yang arah ke atas it's OK karena cerita yang ke atas bakal ke-reboot. Tapi ya tidak menutupi kemungkinan kalian bakal masih bingung... 😂 tonton semua aja deh

Panduan urutan X-Men

Review :

Sebelum bahas ke filmnya, saya mau intermezo dulu. Ketika yang lain pada mulai nge-hype Avengers Endgame tahun lalu, saya malah lowkey nge-hype Dark Phoenix. Walaupun jujur aja, di benak saya masih bertanya-tanya kenapa reboot-an X-Men ini nggak diakhiri aja pas Days of the Future Past. Padahal Dofp itu udah ending yang epik. Dan ternyata oh ternyata, masih dilanjut sampai Apocalypse (yang dibilang orang-orang gagal banget) dan yang paling akhir--Dark Phoenix. 

Kalau gitu pun saya juga nggak bakal nolak deh, kapan lagi mau ngobatin kangen liat karakter-karakter mutan kesayangan di layar lebar untuk kali terakhirnya sebelum franchise milik Fox ini diambil alih Disney? Bakal dibuat kangen berat sama Profesor X dan Magneto!

Tapi eits... belum tayang aja saya udah dibuat kecewa sama penutup X-Men ini. Kenapa? Mulai dari kabar kalau Dark Phoenix ditunda, padahal direncanakan rilis tahun lalu--tapi itu semua sirna karena harus diadain re-shoot. Kabar burungnya, cerita Dark Phoenix mengalami perombakan besar-besaran di bagian ending karena ada cekcok dengan pihak Disney. Mungkin, endingnya bener-bener mau dibuat jembatan biar nantinya bisa langsung nyambung ke MCU. Sedihnya lagi, film yang direncanakan dibuat dua jam  lebih empatpuluh satu menit ini akhirnya hanya mendapat porsi 114 menit.

Nggak berhenti disitu, bioskop Indonesia juga sampai menunda penayangan DP selama seminggu (saya sampai nggak kuat liat spoiler-an dan bad ratings di tl). Dan yang nyelekitnya lagi waktu liat review yang pertama kali keluar di situs 'tomat busuk' yang amat sangat kejam, gila masa di-rate 24% boy! Sebagai fans XCU saya nggak mau nerima mentah-mentah tanggapan mereka sebelum buktiin langsung. Dan setelah penantian panjang, akhirnya saya bisa menyaksikan secara langsung.

Cerita yang Biasa


Sophie Turner as Jean Grey

Dark Phoenix merupakan reboot-an dari film The Last Stand akibat efek dari perjalanan waktu pada Dofp. Semacam paradoks, jadi ceritanya bakal beda dari timeline yang dulu sempat terjadi. Sebelumnya di ending Dofp, telah diperlihatkan bahwa di masa depan Jean Grey masih hidup dan Logan akan mengajar di sekolah Xavier. Tapi karena produser bertekad merubahnya, kisah di DP dibuat berbeda dari yang telah diprediksi di film sebelumnya. Director DP--Simon Kinberg--memang sebegitu jatuh cintanya dengan kisah Jean Grey sebagai Phoenix, sehingga ia berniat mengangkat kisahnya lagi kali ini. Namun masalahnya, hasil akhir garapannya berakhir lebih buruk dari The Last Stand.

Fokus Dark Phoenix terpusat pada kisah Jean Grey sebagai Phoenix. Tetapi yang kita dapat di film ini tak lain hanyalah sisi Jean sebagai remaja dengan kekuatan mutan level omega yang tak stabil dan lepas kendali layaknya perempuan sedang PMS. Lucu juga karena mbak Jean bucin banget sama pacarnya, Cyclops. Tapi sayang, akting Jean terkesan datar gitu disini. Alasan utamanya mungkin memang bad script. Seharusnya mereka membuat Jean lebih baik lagi dan tidak cuma menyorotnya lepas kendali nggak jelas.

Concept Art Dark Phoenix

Total waste
dan sayang banget sih sebenarnya.. Padahal aktris Jean, Sophie Turner ini termasuk pemain top karena pernah main jadi Sansa Stark di series GOT. Visualisasi Jean juga nggak sebegitu menggelegar seperti pada art posternya (dan malah tampilan originalnya di-cut...) Yang keliatan di film cuma muka Jean yang retak-retak setiap lepas kendali.

Jean Grey dalam mode Phoenix

Oh ya, ada scene yang seharusnya nggak perlu dimasukin menurutku. Seperti yang kita ketahui, Raven merupakan salah satu pendiri X-Men dan pejuang kaum mutan dengan slogan khas yang pernah ia katakan di First Class, "Mutant and Proud." Namun, disini ia malah bilang seharusnya X-Men diganti nama jadi X-Women, karena cewek yang biasa nyelamatin yang lain. Niatnya mungkin ya... Fox ingin menunjukkan girl empowerent, tapi jatuhnya malah cringe... Mengingat karakter Mystique yang kita kenal seperti apa...

"And by the way, the women are always saving the men arround here. You might want to consider changing the name to X-Women!"

Feeling yang Tidak Tersampaikan


Ketika salah satu dari mereka punya kekuatan mengendalikan cuaca, tapi kok tetep pake payung ya hehe

Dari trailer pertama, udah ada kode kalau bakal ada salah satu anggota X-Men yang mati, jadi tidak begitu surprise lah. Udah curiga juga karena yang nggak ada di scene pemakaman itu Mystique dan Quicksilver, bisa jadi salah satu dari mereka yang kena. Dan ternyata bener! Mystique lah yang harus gugur. Sayangnya, feeling emosional ketika karakter ini mati sama sekali nggak dapet. Padahal Mystique adalah karakter perempuan yang paling berpengaruh buat X-Men. Matinya pun terkesan terlalu gampang dan wush--setelah kejadian itu jadi nggak bakal kepikiran lagi. Entah kenapa, adegan dramatik yang seharusnya membuat kita tersentuh sama sekali tidak ngena ke hati.

Jennifer Lawrence as Raven Darkholme (Mystique)
Banyak yang bilang visualnya disini terlalu manusiawi dan malah cuma keliatan kaya cewek dimake-up kulit biru doang. Kalian setuju nggak?

Si Charles pun tidak disorot kesedihannya, padahal dia seharusnyalah yang kelihatan sayang banget sama adik angkatnya ini. Tapi well.. dia malah biasa aja, bahkan nggak mau mengakui kesalahannya sama Hank. Sisi kemanusiaan Charles yang ternyata egoistik garis keras jadi keliatan disini. After all, it's one of his mistake. Kan jadi kasian sama si Hank. Lalu, motivasi Erik marah gara-gara Raven mati cuma karena dia pernah ehem hubungan sekali sama dia? No sense lah. Harusnya awal konflik ini bisa dibuat lebih bagus dan terkesan tidak maksa. It could have been better.

Karakter Mutan Tampak Under-used


Karakter inti X-Men + Vuk

Dari banyaknya karakter mutan yang sudah diperkenalkan dari seri awal X-Men, di film terakhir ini mereka sama sekali nggak begitu digunakan lagi. Di Apocalypse, Jubilee dan Psylocke mulai menjadi karakter yang menonjol, tetapi di DP mereka sama sekali nggak nongol, layaknya hilang begitu saja. Memang, beberapa aktor dan aktris tengah sibuk dalam proyek lain--tapi tetap saja aneh jika karakter yang berpengaruh di film sebelumnya sama sekali tidak ada disini.

Evan Peters as Peter Maximoff (Quicksilver)

Ditambah lagi, momen yang ditunggu-tunggu.. Quicksilver ngaku dia anaknya Magneto... zonk saudara-saudara..  Nggak ada! Sayang sekali kisah mereka dibuat nggantung. Peter juga cuma dapet screening yang tidak lama. Dia koma di awal karena kekuatan kosmik Jean dan akhirnya cuma lewat gitu aja. Padahal, speedster inilah yang mencuri perhatian penggemar X-Men mulai dari actionnya di Dofp. Adegan slow-mo ikonik yang diharapkan seperti biasa pun cuma dapat sebentar. We need more!

Villain yang Tidak Jelas


Jean Grey (Sophie Turner) and Vuk (Jessica Chastain)

Sebelumnya kita dibuat penasaran sama karakter apa sih yang bakalan diperankan Jessica Chastain? Yap, doi main jadi villain. Karakter villain yang tiba-tiba nongol ini sejatinya adalah bangsa alien yang hampir punah karena planet asalnya hancur. Mereka ngebet kekuatan kosmik yang diserap Jean. Vuk--alien yang dimainkan Jessica--disini berperan sebagai setan pembisik agar Jean mau lepas kendali.  Sayangnya, karakter villain di film ini terkesan lemas, tidak punya motivasi yang kuat. Asal-usul pun tidak begitu diceritakan dengan jelas. Karakter villain disini merupakan karakter yang potensial untuk dilupakan begitu saja setelah ditonton.

Villain yang tiba-tiba muncul begitu saja

Rumornya, cerita original yang ditulis Simon tempo dulu, karakter villain yang ingin dipakai adalah bangsa Skrull (alien shapesifter yang sudah diperkenalkan di MCU). Namun terpaksa harus diganti karena mirip dengan plot cerita Captain Marvel. Sayang sekali karena plot yang cukup seru itu harus dibatalkan. Padahal cerita origanal DP sudah ditulis jauh jauh hari sebelum produksi Captain Marvel. Disney memang nggak terima begitu aja kalau salah satu karakternya yang bakal memimpin MCU ke depannya ditandingi ya haha.

Efek CGI

Quicksilver sedang beraksi

Bukan hanya hal jelek yang kita dapatkan disini, kok. Soal efek CGI di film ini sama sekali nggak mengecewakan! Cinematography yang digarap apik menjadi penyegar mata Anda selama menonton film ini. Ditambah lagi, sound effect film marvel yang luar biasa~

Performa Casting


James McAvoy as Charles Xavier (Professor X)

Selain itu, performa casting Dark Phoenix nggak kalah. Deretan pemain berkelas ikut memeriahkan film, mulai dari James McAvoy, Michael Fassbender, Sophie Turner, JLaw, Nicholas Hoult, dan yang lainnya. Dari namanya aja udah pada familiar kan? Mereka memang hebat soal berperan dan terkenal sebagai pemborong awards.

Chemistry Professor X (James McAvoy) dan Magneto (Michael Fassbender) disini pun cukup menarik untuk diikuti. Layaknya plot X-Men dari awal yang selalu mengungkit perbedaan ideologi mereka tentang mutan dan manusia, mereka juga masih dalam love-hate relationship. Namun hal yang melegakan disini, mereka akhirnya setuju untuk rujukan. Karakter Erik pun sebenarnya tetep konsisten perihal marah dan balas dendamnya, cuma villain yang satu ini akhirnya bisa berubah menjadi baik. Sayangnya, Charles-lah yang  menyebalkan di film ini haha.

Halston Sage as Dazzler

Tak lupa, karakter X-Men muda seperti Kurt atau Nightcrawler dan Ororo atau Storm mendapatkan sorotan lebih di film ini. Bagus karena mereka bisa beraksi lebih. Kurt juga jadi lebih hebat karena makin berani buat bertarung. Ada juga loh cameo yang dari karakter mutan yang mempunyai kekuatan suara seperti di komik, Dazzler walaupun cuma sekejap mata.

Action dan Third Act

Michael Fassbender as Erik Lehnsherr (Magneto)

Hal yang paling bagus di film ini berlangsung ketika Third Act. Adegan action di kereta cukup seru untuk dilihat. Apalagi ketika Erik Lehnsherr, sang ahli magnetism beraksi. Adegan ia mengontrol mental di kereta untuk melawan bangsa alien sangat keren. Action para mutan lain di third act juga cukup bagus dan berhasil menyapu sedikit kekecewaan pada film ini.

So, setelah ulasan-ulasan di atas... apakah Dark Phoenix layak disebut sebagai pamungkas jitu seri X-Men? I guess not. Meskipun kecewa, tetapi film ini tidak seburuk yang haters XCU katakan. Masih banyak hal bagus yang bisa kita dapatkan di film ini. Mari berharap, Disney bisa lebih baik dalam mengeksekusi universe para mutan ini kedepannya. Penggabungan XCU ke MCU juga masih lama, baru mulai digarap sekitar tahun 2024-an (saya udah lulus kuliah kali ya.) Jadinya kita harus sabar nih~ Kalau bisa, saya tetep ngebet minta pihak Disney buat casting James McAvoy sama Michael Fassbender lagi huee.

- - -

In conclusion, I'll give 2.5/5


- - -



Never forget: Mutant and Proud!



Comments

Most viewed

[ Teks Eksposisi Basa Jawa ] REOG

[ Teks Eksposisi Basa Jawa ] Midodareni

[ Folklor Jawa ] Asal-Usule Aja Adus Wengi-Wengi

[ Script Folktale ] "The Origins of Javanese Aksara"

[ Review ] Aladdin (2019)